Wednesday, September 7, 2011

MANGKATNYA PADUKA TENGKU RAJA SILANG

MANGKATNYA PADUKA TENGKU RAJA SILANG

ZELFBESTUURDER LANDSCHAP KARANG,TAMIANG (ATJEH)

Pada hari Jumat pagi,tanggal 13-2-1925, telah berpulang kerahmatullah di Kota Tanjung Karang,Paduka Tengku Raja Silang bergelar Kejuruan Karang

(Zelfbestuurder landschap karang dan wd. Zelfbestuuur Landschap Bandahara Tamiang Atjeh)

dalam Usia 72 tahun disebabkan Penyakit tua. Jenazah di Kebumikan Ke esokan Harinya ( sabtu tanggal 14-2-1925) dengan Upacara kehormatan didalam pekarangan Kediaman beliau di Kampung Jawa Karang. Sejak pagi hari,Ramai Para Pelawat berduyun - duyun datang untuk memberikan Penghormatan yang terakhir ke Kota Tanjung karang, Para Pelayat Setiap memasuki pintu gerbang Kota, mendapatkan Sehelai kain putih yang diikatkan dikepala,Suatu tanda Berkabungnya Seluruh Rakyat Kejuruan Karang atas Berpulangnya T Raja Silang

Para Pelayat Terdiri dari Berbagai Lapisan Masyarakat, Para Pengusaha Perkebunan, Perdagangan Serta Pemimpin dari Kejuruan yang ada di Tamiang,dari pihak Pembesar Negeri Belanda turut hadir Assistent-Resident van Dongen , Controleur F.J. Bruggeman , Mereka Turut Mengikatkan kain Putih di Lengannya Sebagai bentuk rasa Bela sungkawa atas Berpulangnya T Raja Silang.

Sebelum Jenazah di makamkan,dihadapan sebuah Keranda yang di balutkan Kain Sutera Kuning Serta aneka ragam bunga. Datuk Laksamana tampil Sebagai Protokoler Acara Pemakaman & Berbicara di Depan Para Pelayat diantaranya Assistent-Resident “ Hamba Mohon Maaf yang Sebesar Besarnya” ,Menurut Tradisi Leluluhur kita sejak dari Zaman dahulu Kala” Setelah Raja Mangkat, Sebaiknya kita Pilih Terlebih dahulu Siapa Yang Menjadi Pengganti Raja, dan Anak Kandung Almarhum, Yaitu Tengku Muhamad Arifin Akhirnya Terpilih Menggantikan Tengku Raja Silang, Assistent-Resident Van Dongen, menjawab ,” Pemerintah Belanda tidak Keberatan Tengku Muhamad Arifin Sebagai Pemimpin dari Kejuruan Karang,”karena Sebelumnya Gubernur di Kutaraja telah memberikan Restunya kepada Tengku Muhamad Arifin ,akan tetapi Assistent – Resident akan Menunggu Surat ketetapan dari S.P.T.B. Gubernur Jenderal di Bogor.

Datoek Laksamana berunding dengan Datoek Tandil,dari hasil Perundingan mereka,tiba-tiba Datoek Tandil pun,berteriak dengan Kerasnya di Saksikan Oleh Seluruh Rakyat yang Hadir Pada Hari itu,Paduka Seri Tengku Besar Muhammad Arifin telah diangkat menjadi Pengganti almarhum Ayahandanya.Rakyat pun berteriak, Daulat Tuanku! Dan Ampun Tuanku! Masing-masing Sebanyak tiga kali .Setelah penobatan selesai,Kemudian jenazah diangkat oleh Pemuka Agama Islam seperti Para Imam,Khatib dan Ulama, Keranda diletakan diatas sebuah kereta Jenaza Beratap dan Berbalutkan kain kuning,kisaran 1000 ( Seribu) orang turut mengantarkan Jenazah T Raja silang Ke peristirahatannya yang Terakhir.Sesampainya di Perkuburan , Assistent-Resident van Dongen berpidato ,menyampaikan kata sambutan turut Berduka Cita dan Memberikan Penghargaan yang setingi – tinggi Kepada Alm T Raja Silang atas Kecakapan & Keberanian Beliau , Sebagai Seorang Pemimpin,serta Mendoakan Semoga Arwah T Raja Silang mendapatkan tempat yang terbaik Di Sisi Allah SWT Sesuai dengan Amal Ibadah Beliau. Amin

Di Persembahkan Oleh

“ Tengku Muhamad Haris Bin T Indrasyah Bin T Harun Bin Tengku Muhamad Arifin Bin

T engku Raja Silang.

Sunday, December 26, 2010

Perlawanan Raja karang tamiang

Sejak di mulainya Peperangan Oleh Belanda peperangan Frontal terhadap tamiang, kerajaan Bendarhara lah yg menjadi sasaran utama Belanda.daerah ini secara terus menerus di kepung oleh Belanda sejak peperangan di mulai,Betapa tidak sejak oktober 1865 T Sulung telah menyerah kalah Kepada Belanda & Bergabung dengan Langkat.di samping itu sejak 1874 T Muda Cik daerah Perwalian sungai Iyu pernah melakukan Perjanjian dengan Belanda,sampai Belanda Menyerang Tamiang.Perjanjian tersebut oleh T Muda cik tidak pernah di Batalkan & di Samping itu ia selalu di desak agar kerajaan Bendahara melepaskan daerah perwalian sungai iyu berdiri sendiri tanpa pengaruh Bendahara.

Barulah daerah Kerajaan Bendahara dapat di taklukan oleh Belanda setelah mereka berhasil menghancurkan benteng Terakhir di Lubuk Batil & Tumpuk Tengoh.setelah kedua Belah Pihak jatuh Korban bukan Kepalang tanggung ketika itu,yaitu pada tanggal 2 April 1893 bertepatan dgn 16 Ramadhan 1315 H. Takluknya kerajaan Bendahara kepada Belanda Membuat Raja Maan dari kejuruan Muda ikut menyerah kepada Belanda,Raja Maan meminta Hal ini di sampaikan melalui R Sulung kpd Belanda. di Pihak kerajaan Karang yg di Pimpin oleh Raja ben Raja & Putranya T Raja silang menjadi Murka,maka dlm musyawarah Menasah Alur Bemban di Hadiri Juga Oleh Panglima T Mamat dari Aceh Mengambil keputusan :

  1. Raja Maan harus di Beri Ganjaran
  2. Perang Tamiang Melawan Belanda di Pimpin Oleh T Raja Silang
  3. Mulai dari Alur Bemban meyelusuri kanan mudik sungai tamiang di tempatkan benteng – benteng Perlawanan Rakyat di Bawah Pimpinan Panglima Perang masing – masing
  4. Setiap Kapal Sekoci milik Belanda Harus di Musnahkan.

Raja Maan Menjadi utusan Controleur Sieberg dari seruway,untuk mengadakan perundingan,Raja Maan di Dampingin Oleh Dt Hakim-Dt Tandil dan Raja Hitam yg merupakan adik kandung dari Raja Maan.ketika rombongan ini berada di atas sungai kampung air tenang,Pang Badal Salah Satu Panglima dari Nyak Mamat dengan Rasa Dendam yang telah Berkepanjangan memerintahkan anak buahnya untuk menembakin perahu tersebut,Raja Maan, Dt Hakim & Raja Hitam akhirnya Tewas dalam Insiden tersebut.atas sikap yg tidak kesatria dari Pang Badal,T Raja Silang Merasa Sangat Kecewa & Meminta Panglima T Nyak Mamat Meninggalkan Tamiang. Atas insiden tersebut Belanda Tidak Mengakui Lagi Kekuasaan Raja Ben Raja & Raja Silang Silang serta Keluarganya tidak memiliki Hak Lagi Atas Kerajaan Karang.T Raja sudah mengambil keputusan Musyawarah ” Alur Bemban” & tidak Perduli terhadap keputusan Belanda tersebut yg tidak mengakui Kekuasaanya, & Menyerahkan kekuasaannya sebagai kepala Pemerintahan, Kepada Kejuran Tandil seorang Saudagar Asal Bangsawan Serdang.lalu ia mengundang raja Nyak Mud dari Tanjung Mancang Ke Paya Awee dan Dalam Pertemuan dgn Raja Nyak Mud tersebut di Bicarakan tentang kematian Raja Maan, suatu hal yg biasa dlm Perjuangan.Kesepakatan kedua Raja raja ini pun tercapai, bahwa perlawanan terhadap Belanda akan tetap di teruskan,maka atas persetujuan kedua Belah Pihak,Raja Nyak Mud di Beri Pangkat Raja Muda Negeri Tamiang Tamiang Hulu ( Kejuruan Muda ) Berpusat di Tanjung Mancang.Meneruskan Pemerintahan Kejuruan Muda & Berdampingan dgn Kaum Pejuang.di Pihak Belanda,Mengesahkan Raja Husin menjadi Mangku Raja.

Setelah kerajaan di sekitar Karang di taklukan Oleh Belanda ( Bendahara & Kejuruan Muda ) tapi sebaliknya,Raja Ben Raja beserta putera Mahkotanya T Raja Silang,tetap tidak mau menyerah bahkan terus mengadakan perlawanan kepada Belanda.pada tanggal 19 juli 1893.tanjung Sementok di serang & Binasa,counstroleur Sieberg mengirimkan utusannya kepada Raja Ben Raja mengharapkan agar mereka bersedia memenuhi undangan untuk datang ke seruway melakukan Perundingan,pada tanggal 12 agustus 1893 Raja Ben Raja mengadakan Musyawarah dengan Para Datuk & Panglimanya atas undangan tersebut.dan memutuskan untuk tidak hadir ke seruway.setalah itu kerajaan karang menempatkan panglimanya mulai dari Alur Bemban menyelusuri kanan mudik sungai Tamiang hingga Air Tenang dan memerintahkan menembak setiap sekoci Belanda yang melewati daerah tersebut,pada tgl 23 Agustus 1893 Raja Silang mengadakan musyawarah di alur bemban bersama Panglima Cut mamat dari Perlak yang mana keputusan yang diambil tetap meneruskan perlawanan & Menghukum Raja Maan yang telah menyerah ke seruway. Tgl 27 Agustus 1893 Controleur Sieberg mengutus raja Maan ke air tenang untuk menemui Raja Ben Radja & Raja Silang.

Pihak Belanda Mengerahkan Segala Kekuatan untuk dapat membendung Perlawanan T Raja Silang,tetapi selalu gagal,Penyerangan & Patroli setiap hari di lakukan Oleh Belanda.pd tanggal 23 September 1874 dengan kekuatan yang cukup Besar Militer Belanda Menyerang Benteng Pertahanan Raja Silang di Paya Kelubi,tempat di mana gugurlah mertua raja silang beserta Laskar-laskar Lainnya.

Pada Tanggal 13 Oktober 1893,Raja silang Mengutus Panglima Perak Menemui Raja Nyak Mud di Tanjung Mancang,karena telah tersebar kabar kepada Raja Silang,bahwasannya terjalin hubungan secara tersembunyi antara Raja Nyak Mud dengan Raja Husin Mangku Raja Kejuruan Muda di Seruway.

Terjadilah perdebatan yang panjang hingga menewaskan Dt Panglima Perak.kejadian ini Mengakibatkan Putusnya Hubungan Raja Nyak Mud dengan T Raja Silang yg telah di ikrarkan di Paya Awe.dalam Bulan November berikutnya datanglah Bantuan Belanda di Bawa Oleh Raja Husin- T Sulung Laut dari Seruway ke Tanjung Mancang menemui Raja Nyak Mud yg secara kebetulan dalam keadaan terancam dari pihak Pejuang.Raja Umar, adik dari Raja silang beserta anak Buahnya menyerang tanjung Mancang tetepi dapat di pukul Mundur Oleh T Nyak Mud & Anak Buahnya. Selang beberapa hari Raja Nyak Mud mengadakan serangan ke sungai kanan ke daerah pertahanan Raja Umar,raja umar melarikan diri ke Bukit Panjang,akibatnya seluruh rumah Penduduk di kampung sungai kanan di bakar oleh Pasukan Raja Nyak Mud.

Sembari Melakukan Pelarian,raja Umar tetap melakukan perlawanan,salah satunya melakukan Bumi Hangus Rumah Penduduk yang Menjadi Pengikut Kejuruan Tandil yang telah di Angkat oleh Belanda Menjadi Raja Karang.Peristiwa Ini merupakan strategi Politik Adu Domba yang di lakukan Belanda untuk Menaklukan Tamiang.

Pada 9 November 1893 Tengku kejuruan Tandil di tetapkan Oleh Residen Deli untuk mengurus negeri karang.setelah Pengangkatan kejuruan Tandil dan Pengambilan kekuasaan dari Raja Ben Raja, dengan kekuatan 400 orang Prajuritnya,Raja Ben Raja bersama Raja Silang terus Melakukan Perlawanan terhadap belanda hampir setiap hari.pada tanggal 6 Desember 1893 Benteng Raja Silang di serang di Bukit Paja,dekat manyak payed hingga menewaskan Putrinya TENGKU INTAN KEMALA PUTRI,karena tertembak oleh serdadu Belanda.di pihak Belanda menelan Korban sebanyak 24 Orang,dan sebahagian kecil Melarikan diri.Pertempuran terus berlangsung,tepatnya pada tanggal 24 April 1894 dalam satu pertempuran di dekat paja awe,satu opsir & 20 anggotanya tewas sedangkan di pihak Laskar Raja Silang 10 orang jatuh Korban.dalam pertempuran tanggal 17 November 1894 di sekitar Paya Kelubi, Raja Ben Raja yg saat itu sudah sangat Tua beserta Raja Umar terpaksa Menyerah & Mereka di Bawa ke tempat Kediaman Controleur di Seruway.

Tanggal 12 Desember 1894,tibalah di bukit Mangga suatu rombongan yang di Pimpin Oleh T Muda Cik Kejuruan Sungai Iyu untuk mengadakan Pertemuan dengan Raja Silang.atas Jaminan T Muda,Bahwasannya Pertemuan ini untuk Berunding & setelah selesai akan di antarkan kembali & di Jamin tidak akan terjadi apa-apa.setibanya di seruway di hadapan Controleur Sieberg,Pembesar ini meminta supaya T Raja Silang bersedia bekerja sama dengan Belanda.jika ia menerima tawaran tersebut,maka kerajaan Karang akan di kembalikan kepadanya & Segera membebaskan ayahandanya Raja Ben Radja.Raja Silang Segera Menjawab sambil Melirik T Muda ”KAMI ORANG –ORANG PERJUANGAN ADALAH MERDEKA BAGAI BURUNG – BURUNG DI UDARA,OLEH KARENA ITU TIDAK MUNGKIN BISA KERJA SAMA DGN PEMERINTAHAN TUAN.( BELANDA )

Pada tanggal 7 Febuari 1895 Militer Belanda kembali menyerang Paya Kelubi dengan Kekuatan yang cukup besar.Benteng tersebut di pertahankan oleh 20 orang laskar di bawah pimpinan Datuk Laksamana & Datuk Pang Jering.datuk Pang Jering gugur dalam Pertempuran tersebut beserta 15 org anak buahnya.datuk Laksamana Mundur & terus ke Lokop dengan Panglima Tapa dari Gayo.untuk kesekian kalinya Raja Silang di Pangil Oleh Controleur Sieberg untuk Berunding.Raja Silang Menjawab dgn Tak Gentar,Perang Kami ini adalah Perang Suci,Walaupun bagaimana di Paksa,di Hati Kami tetap Memusuhi Penjajah ( Belanda ) .

Akhirnya, Raja Silang bersama Ayahandanya dan saudara-saudaranya di Buang ke Bengkalis ( Riau ) dgn Dasar Keputusan Pemerintah Belanda tgl 12 Oktober 1895 No 02 Dasar art 42.R.R. dlm pembuangan nya Raja Ben Radja Meninggal Dunia.meskipun Raja silang telah di buang,tetapi panglima bawahanya tetap melakukan perlawanan kepada Belanda. Pada Tanggal 22 Juli 1885 Dt Panglima Amat di Marlempang Mengadakan Perlawanan setiap kapal yg lewat mereka serang,beberapa awak kapal tersebut mati.Marlempang di Serang Belanda Panglima Husin & Imam saat Tertangkap,mereka Menjalani Hukuman selama 6 tahun di Batu Bara.tanggal 16 & 17 Juni 1896 Panglima Kadhi & Panglima Udjud dgn kekuatan 60 Orang Anak buahnya,berhasil Membakar Istana Kuta Milik Tengku Kejuruan Tandil yang letaknya Berhadapan dengan Benteng Belanda di Kuala Simpang.

Pada tahun 1897 Laskar Tamiang yg telah bergabung dgn 20 Org Gayo & 120 Orang Aceh di bawah Kendali Panglima Tengku Tapa Melakukan Perlawanan.terjadi Baku tembak antara Opsir Belanda dengan Tengku Tapa disaat Belanda Hendak menuju Manirang,akhirnya Tengku Tapa Mundur hingga ke Batang Ara.Benteng Terakhhir Raja silang ada di Batu Bedulang di Bawah Komando Dt Penghulu Rangai dengan Anak Buahnya yang Berasal dari Serawak.untuk memperkuat Pertahanan Militer Belanda,maka Perairan dan Sungai Tamiang di kawal secara terus menerus oleh sebuah kapal Perang Belanda dengan di Persenjatai sangat Lengkap Yang bernama ” WILHELMINA ”, sejak akhir tahun 1897,sudah tidak terdengar lagi serangan-serangan Laskar Tamiang karena kekuatan militer Belanda telah tersebar di mana-mana,tercatatlah perang tamiang di mulai sejak 27 Januari 1874 – 27 September 1896.Pada tahun 1901 atas PERMINTAAN RAKYATNYA, RAJA SILANG di Bebaskan dari Tawanan Belanda.

Serangan frontal Belanda

Belanda Melakukan Penyerangan Secara Besar-besaran dan Frontal dengan senjata lengkap seperti Senapan dan Meriam di tanjung Mulia ( Pangkal timbang ) letaknya tidak jauh dari seruway ( 16 Feb 1893).tentara Belanda terus Berdatangan menuju Bendahara,penyerangan di lakukan mulai subuh,dari Penyerangan ini Belanda Berhasil Menaklukan Benteng Rakyat yg di Pimpin Oleh DT Tanjung,tempat kediaman Raja Bendahara di taklukan Oleh Belanda,secara umum Belanda telah menaklukan Bendahara.setelah menguburkan tentara Belanda di Perkuburan Arun Gajah ( Seruway )atas agresi yg mereka lakukan di Bendahara,mereka Kembali ke labuhan Via Salah Haji.rakyat Memasang Ranjau di Seluruh alur sungai untuk mengantisipasi Penyerangan Belanda.tanggal 29 Maret 1893 Belanda Mengirimkan Tentaranya dari Medan menuju Seruway yg terdiri dari 8 Opsir serta 200 Serdadu- 2 unit Meriam Gunung Puluhan serdadu Angkatan Laut Berbangsa Belanda & Satu divisi Pendaratan terdiri atas 120 Org Serdadu, Ekspedisi ini di Pimpin Oleh Kolonel A.H.V.D. Pol.Dalam Perang Kolonial di Tamiang,Perang Lubuk Batil dan Tumpuk tengah ini,menjadi sebuah catatan sejarah sebagai salah satu Perang terdasyat, karena memakan korban Jiwa di kedua Belah Pihak,di Pihak tentara Belanda yg Gugur antara lain :Pos Komando seruway Let V/d Schroef,Pasukan AL Let Mensert,Let Zelman & Let Engelen.128 serdadu & Para Offisieren.untuk Mengenang Peperangan ini Belanda Mendirikan Tugu Perlawanan tepat di depan Stasion Kereta Api di Medan ( Jantung Kota Medan),di Pihak Raja Tamiang Panglima Perang & sebanyak 60 orang Laskar Gugur ( Panglima Perang Raja Banta Achmad Tewas dalam Peperangan ( Syahid) beliau di makamkan ditanah tinggi di kampong hilir sungai Iyu).Setelah Melihat kekuatan dari Pihak Belanda.pada Tahun 1893,Perlawanan Bendahara & Kejuruan Muda melemah,maka Raja Maan dari Kejuruan Muda menemui Controleur Sieberg di Seruway melalui T Sulung Laut Sultan Muda Indera Kesuma.

Mengabadikan sejarah, peradaban, dan keturunan dari kerajaan Karang &Tamiang

Kami Orang-orang Perjuangan, Adalah Merdeka bagai Burung – Burung

Di udara,Oleh sebab itu tidak Mungking bisa Bekerja sama dgn Pemerintahan Tuan( Belanda ). Tengku Raja Silang Raja Kerajaan Karang Tamiang.”

Mengenal Tamiang

A.TAMIANG MASA KINI

Tamiang pada awalnya merupakan satu kerajaan yang pernah mencapai puncak kejayaan dibawah pimpinan seorang Raja Muda Setia. Pada masa kerajaan tersebut wilayah Tamiang dibatasi oleh daerah-daerah :

  • Sungai Raya / Selat Malaka di bagian Utara
  • Besitang di bagian Selatan
  • Selat Malaka di bagianTimur
  • Gunung Segama ( gunung Bendahara / Wilhelmina Gebergte ) di bagian Barat.

Pada masa kesultanan Aceh

Pada tahun 1908 terjadi perubahan Staatblad No.112 tahun 1878, yakni Wilayah Tamiang dimasukkan ke dalam Geuverment Aceh en Onderhoorigheden yang artinya wilayah tersebut berada dibawah status hokum Onderafdelling. Dalam Afdeling Oostkust Van Atjeh ( Aceh Timur ) terdapat beberapa wilayah Landschaps dimana berdasarkan Korte Verklaring diakui sebagai Zelfbestuurder dengan status hukum Onderafdelling Tamiang termasuk wilayah-wilayah :

  • Landschap Karang
  • Landschap Seruway / Sultan Muda
  • Landschap Kejuruan Muda
  • Landschap Bendahara
  • Landschap Sungai Iyu, dan
  • Gouvermentagebied Vierkantepaal Kualasimpang.

Nama Tamiang dipakai dalam usulan bagi pemekaran status wilayah Pembantu Bupati Aceh Timur Wilayah-III meliputi wilayah bekas Kewedanaan Tamiang. Tuntutan pemekaran daerah di Propinsi Daerah Istimewa Aceh sebenarnya telah dicetuskan dan diperjuangkan sejak tahun 1957 awal masa Propinsi Aceh ke-II, termasuk eks Kewedanaan Tamiang diusulkan menjadi Kabupaten Daerah Otonom. Berikutnya usulan tersebut mendapat dorongan semangat yang lebih kuat lagi sehubungan dengan keluarnya ketetapan MPRS hasil sidang umum ke-IV tahun 1966 tentang pemberian otonomi yang seluas-luasnya. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah - Gotong Royong (DPRD-GR) Propinsi Daerah Istimewa Aceh dalam usul memorendumnya tentang Pelaksanaan Otonomi Riel dan luas dengan Nomor B-7/DPRD-GR/66, terhadap Pemekaran Daerah yang dianggap sudah matang untuk dikembangkan secara lengkap adalah sebagai berikut :

  • Bekas Kewedanaan Alas dan Gayo Lues menjadi Kabupaten Aceh Tenggara dengan ibukotanya Kutacane;
  • Bekas daerah Kewedanaan Bireun, menjadi Kabupaten Djeumpa dengan ibukota Bireun;
  • Tujuh kecamatan dari bekas kewedanaan Blang Pidie menjadi Kabupaten Aceh Barat Daya dengan ibukota Blang Pidie;
  • Bekas Daerah "Kewedanaan Tamiang" menjadi Kabupaten Aceh Tamiang dengan ibukotanya Karang Baru
  • Bekas daerah Kewedanaan Singkil menjadi Kabupaten Singkil dengan ibukotanya Singkil;
  • Bekas daearh Kewedanaan Simeulue menjadi Kabupaten Simeulue dengan ibukotanya Sinabang;
  • Kotif Langsa menjadi Kotamadya Langsa.

Usulan tersebut diatas sebahagian besar sudah menjadi kenyataan, saat ini yang sudah mendapat realisasi sebanyak 4 wilayah dan Tamiang termasuk yang belum mendapatkannya. Bertitik tolak dari hal-hal tersebut diatas dan sesuai dengan tuntutan dan kehendak masyarakat di wilayah Tamiang, maka selaras dengan perkembangan zaman diera reformasi, demokrasi wajar kiranya bila masyarakat setempat mengajukan pemekaran dan peningkatan statusnya.

Sebagai tindak lanjut dari cita-cita masyarakat Tamiang tersebut yang cukup lama proses secara historis, maka pada era reformasi sesuai dengan undang - undang No. 22 tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, pintu cita–cita tersebut terbuka kembali serta mendapat dukungan dan usul dari :

1. Bupati Aceh Timur, dengan surat No. 2557 138 / tanggal 23 Maret 2000, tentang usul peningkatan status Pembantu Bupati Wilayah III Kualasimpang menjadi Kabupaten Aceh Tamiang kepada DPRD Kabupaten Aceh Timur.

2. DPRD Kabupaten Aceh Timur dengan surat No. 1086 / 100 - A / 2000, tanggal 9 Mei 2000, tentang persetujuan peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.

3. Surat Bupati Aceh Timur, No. 12032 / 138 tanggal 4 Mei 2003 kepada Gebernur Daerah Istimewa Aceh tentang peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.

4. Surat Gubernur Daerah Istimewa Aceh No. 138 / 9801 tanggal Juni 2000 kepada DPRD Propinsi Daerah Istimewa Aceh tentang peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.

5. Surat DPRD Daerah Istimewa Aceh No. 1378 / 8333 tanggal 20 Juli 2000 tentang persetujuan peningkatan status Kabupaten Aceh Tamiang.

6. Surat Gubernur Daerah Istimewa Aceh No. 135 / 1764 tanggal 29 Januari 2001 bappedatamiang Powered by Mambo Generated:14 January, 2009, 02:36 kepada Menteri Dalam dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Cq. Dirjen PUMD tentang usul peningkatan status Pembantu Bupati dan Kota Adminstrasi menjadi Daerah Otonom. Kerja keras yang cukup panjang itupun akhirnya membuahkan hasil. Pada tanggal 2 Juli 2002, Tamiang resmi mejadi Kabupaten berdasarkan UU No. 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Letak Geografis dan Batas Wilayah

Kabupaten Aceh Tamiang secara geografis terbentang pada posisi 03° 53 - 04° 32' LU sampai 97° 44'- 98° 18' BT, dengan batas administratif adalah sebagai berikut :

  • Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Langsa Timur, kota Langsa dan Selat Malaka
  • Sebelah Timur dengan kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara
  • Sebelah Selatan dengan kabupaten Langkat Sumatera Utara dan kecamatan Pinding kabupaten Gayo Lues
  • Sebelah Barat dengan kecamatan Serba Jadi dan kecamatan Birem Bayeun kabupaten Aceh Timur

Kerajaan Pertama di Bumi Tamiang.

Menurut cerita dahulu,sewaktu kerajaan melayu raya di serang oleh Sriwijaya,terjadi pengungsian besar-besaran,banyak orang melayu yang mengungsi, diantaranya ada yg ke pesisir sumatera timur menyusuri ke barat Ke Teluk Aru,Pulau Kampai dan ke serang Jaya.

Di tempat terakhir ini,pernah berdiri suatu Bandar Jaya,suatu Pelabuhan Besar yang menghubungkan Perdagangan dengan Malaka-Siam ( Thailand ) dll.di Puncak kejayaannya,Bandar ini di serang oleh Rajendra Chola abad ke 11 ( 1024 ) dari kerajaan Chola Mandala tepatnya India Bagian Selatan.di mana Bandar jaya hancur lebur Karena pertempuran yang sangat Dasyat,hingga terjadi pengungsian besar – besaran dari seluruh Penduduk yang telah memiliki budaya yg tinggi itu,harus mengungsi ke pedalaman tempat di sungai simpang kanan,bermukimlah suatu rombongan pengungsian yang terbesar yg di komandoi oleh pemimpin-pemimpin suku yg berasal dari Bandar Jaya,maka di bangunlah Bandar Yang Baru yang di beri nama BANDAR BUKIT KARANG, berdirinya di sekitar pertengahan abad ke 11.dengan Raja Potala ( 1256 – 1278 ).

Hingga tahun 1330,Tamiang Bukan merupakan suatu Kerajaan Islam, dan tamiang menjadi suatu kerajaan islam setelah Bukit Karang di taklukan Oleh Kerajaan Samudera ( aceh ). Tamiang Mengalami serangan dari Kerajaan Samudera pada Masa Pemerintahan Raja Dinok. Pada waktu itu kerajaan samudera di Pimpin Oleh Sultan Malikul Thahir 1297 – 1326.Beriring Perjalanan waktu dan seiring dengan Perkembangannya, maka terbentuklah kerajaan Islam di Tamiang,yg pernah mencapai Masa Puncak Kejayaan di masa Pemerintahan Raja MUDA SEDIA,yang berpusat di ibukota kerajaan di Benua Raja.

Periode Sebelum Islam Masuk Ke Tamiang

Tan Penoh

Memerintah di Bukit karang antara tahun 1023 – 1044 M.beliau berasal dari turunan suku ganda yang membangun bandar jaya dari kerajaan sarang Jaya kisaran tahun 990 – 1023 M.bukti sejarah ini hasil dari di temukannya uang logam tiongkok di masa Kaisar Tang ( 627 – 649 M ) dan Kaisar Sung ( 960 – 971 M ).pd masa pemerintahannya telah tercipta hubungan dagang dgn kerajaan Cina ketika itu.

Tan Kelat

Periode Peemerintah kisaran tahun 1044 – 1088 M

Tan Endah

Periode Pemerintah Kisaran tahun 1088 – 1122 M

Tan Bandar

Periode Pemerintah Kisaran tahun 1122 – 1150 M

Tan PenoK

Periode Pemerintahan Kisaran Tahun 1150 – 1190 M

Hingga Akhir Hayatnya,Tan Penok tidak mempunyai keturunan / putera,untuk mengantikannya,beliau hanya memiliki anak angkat yg bernama Pucuk Suluh.sejak inilah kerajan bukit Karang di namakan Temiyang,menurut beberapa pendapat,temiyang di ambil arti makna Pucuk suluh,Te- miyang pucuk suluh di namakan juga ketika itu RAJA PUTJUK SULUH NEGERI TEMIYANG.dan keturunan raja-raja tersebut di namakan suku suluh.

Raja Putjuk Suluh

Periode Pemerintahan kisaran tahun 1190 – 1256 M

Raja Pepale ( Popala )

Periode Pemerintahan kisaran tahun 1256 – 1278 M

Raja Podewangsa

Periode Pemerintahan kisaran tahun 1278 – 1300 M

Raja Podinok

Periode Pemerintahan kisaran tahun 1300 – 1330 M

Raja Podinok ini meninggal di Bukit Rata di dalam benteng saat-saat terakhir dikala Beliau Memimpin langsung Peperangan atas serangan kerajaan samudera Pase dalam rangka mengembangkan Agama Islam,Raja ini tidak memiliki Putra Mahkota,maka kedudukannya di gantikan oleh adiknya Raja Muda Sedia ( PO Hiang )

Periode Masuknya Agama Islam

Raja Muda Sedia

Masa Pemerintahan 1330 – 1352 M

Di Masa Pemerintahan Raja Muda Sedia, Kerajaan Tamiang mulai berkembang sebagai suatu kerajaan Islam berpusat di Kuta Benua,sekarang Kejuran Muda. Dan mengakui secara sah hak datuk- datuk selaku pemimpin Negeri ( Kampung ).

Dan lambat laun berubah menjadi Datuk empat suku,di mana salah satu tugasnya mengangkat & mengesahkan Raja Tamiang.tata Pemerintahan kerajaan di tetapkan denga bentuk Pemerintahan Berbalai. ( Balai kerajaan dan Balai empat suku ) terdiri atas wakil Empat suku, delapan Kaum,16 Pancar,dan 36 dengan handai Taulan serta Kerabat.dari keputusan Balai Kerajaan di Masa Pemerintahan Beliaulah lahir kata Tuah : adat di Pangku,jarak di junjung,resam di jalin & Kanun di atur

Dalam Menjalankan Roda Pemerintahannya,beliau di dampingin Oleh Mengkubumi ( Muda Sedinu ) dengan Seorang Pemuka Agama Yaitu Tu Ampun Tuan yg berkedudukan di Batu Bedulang.Raja Muda Sedinu dan Tu Ampun Tuan hilang di dalam Persemediannya di daerah Gunung Senama setelah Kuta Benua di Bumi Hanguskan, Akibat Peperangan dengan Kerajaan Maja Pahit yg di Pimpin langsung Oleh Patih GAJAH MADA.Hancurlah kuta benua,lalu Pusat kerajaan Tamiang oleh Mangkubumi Muda sedinu di Pindahkan ke Pagar Alam ( Kuala Simpang Jernih )

Radja Muda Sedinu masa Pemerintahan tahun 1352 – 1369 M

Radja Po Malad masa Pemerintahan tahun 1369 – 1412 M

Radja Po Kelabu masa Pemerintahan tahun 1412 - 1454 M

Radja Po Kandis masa Pemerintahan tahun 1454 - 1483 M

Radja Po Garang masa Pemerintahan tahun 1483 - 1528 M

II.Tamiang Dalam Sejarah

A.Kerajaan – Kerajaan di tamiang.

Kilas Sejarah,Sistem Pemerintahan Tamiang telah tersusun dgn sangat rapi di Masa Pemerintahan Raja Muda Sedia( 1330 M – 1352 M )Selain berhasil dalam Menjalankan Roda Pemerintahan,Raja Muda Sedia Pernah memukul Mundur serangan Pertama yg di lakukan Oleh Kerajaan Maja Pahit yg di Pimpin Oleh Patih Gajah Mada di Kuala Tamiang.tanpa di ketahui oleh Raja Muda Sedia,Prajurit majapahit melakukan Penyeranggan Kembali terjadi peperangan yg sangat Dahsyat di bukit suling,kota Benua di Bumi Hanguskan Oleh Prajurit-prajurit Majapahit.raja Muda Sedia terpaksa mundur ke Daerah Hulu Sungai Simpang Kiri & Menghilang dalam pertapaanya di Gunung Segama.sedangkan Permaisurinya yg kala itu dlm keadaan Hamil tua,kembali ke Negeri Asalnya (Aceh ).

Beberapa tahun kemudian, Pemerintahan Kerajaan tamiang terlahir kembali di Pimpin Oleh Mangkubumi yg berpusat di Kuala Simpang Negeri Pagar Alam.setelah itu terjadi pergantian tahta, Raja Po Lamat,Raja Po Kelabu tunggal,Raja Po Garang,Raja Kandis.

Setelah Raja Kandis Mangkat,Posisi Beliau di gantikan Oleh Menantunya Raja Pendekar Sri Mangkuta dalam masa Pemerintahanya Pusat kerajaan di Pindahkan ke Pantai Tinjau ( 1523 – 1558 M ).Pada awal Pemerintahannya Beliau Pernah Melakukan Kunjungan ke Kerajaan Aceh yg pada Kala itu di pimpin Oleh Sultan Muqayat Shah ( 1511 – 1530 M ) & pd saat kunjungan itu Pula lah,Sri Sultan memberi Pengakuan atas Kerajaan TAMIANG.pada Masa Pemerintahan nya,Kerajaan Tamiang di Pecah menjadi Dua Kerajaan Kerajaan Kecil Yaitu NEGERI KARANG & BENUA TUNU Dua kerajaan ini masing-masing di Pimpin oleh anak keturunan Raja Muda Sedia & Muda Sedinu.Benua Tunu di bangun di atas Puing-puing Kota Benua Raja, yg di pimpin Oleh Raja Gempa Alamsyah ( 1558 – 1588 )& Negeri Karang di Pimpin Oleh Raja FROMSYAH ( 1588 – 1590 ) Berpusat di Negeri Menanggini.kedua kerajaan kecil ini tunduk kepada kerajaan Tamiang di Pantai Tinjau ( Raja Pendekar Sri Mangkuta ).Setelah Raja Sri mangkuta Wafat,di Masa Pemerintahan Raja Penita ( 1699 – 1700 ) Turunan dari Raja Gempa Alamsyah yang Memerintah Benua Tunu & Raja Tan Kuala ( 1662 – 1699 ) Turunan dari Raja FROMSYAH memerintah Negeri Karang ,untuk Menghindari terjadinya Silang Pendapat & Mencegah agar tidak terjadi Perang Saudara karena Memperebutkan Kekuasaan Kerajaan Tamiang, Maka Kedua Raja Bersaudara itupun bersepakat ( Benua Tunu & Negeri Karang ) Bersama – sama, memohon kepada Sultan Taj Alam Syaifuddin Mukayatsyah ( 1641 – 1676). Dan Pada Masa Pemerintahan Ratu Kemalat Syah ( 1688 – 1699 ) Kerajaan Benua Tunu & Negeri Karang di Syahkan Menjadi suatu Kerajaan yg berdaulat Penuh & Mendapat Cap Sikureung.Seiring Perjalanan waktu dari dua kerajaan kecil dahulu,terlahir pula kerajaan-kerajaan baru yaitu Negeri Bendahara di bawah Pemerintahan Potjcut Achmad Gelar Raja Bendahara I ( 1883 – 1871 ) yg juga mendapatkan Cap Sikureung dari sultan Aceh.adapun Kerajaan yg pernah ada di Bumi Tamiang :

1. Benua tunu

Daerah Pemerintahan kejuruan Muda pada waktu itu Meliputi:

Kampung Ronggoh,Kalui,Lubuk Mandah,Seumadam,Minuran,Tanjung mancang,Benua Tunu,Paya perang,Kuta Lintang,Bukit Culim,Alur Manis,Bukit selamat . Adapun Raja yg Pernah Memerintah di Kerajaan Kejuruan Muda adalah :

1.Gempa Alamsyah 1558 – 1588 M

2.PO Banda 1588 – 1629 M

3.PO Perum 1629 – 1669 M

4.Pendita 1669 – 1700 M

5.PO Gam 1700 – 1937 M

6.PO Kecik 1737 – 1770 M

7.PO Penuh 1770 – 1800 M

8.Bahma 1800 – 1837 M

9.Perum 1837 – 1860 M

10.Peganding 1860 – 1866 M

11.Pegondan 1866 – 1872 M

12.Nyak Mut 1872 – 1887 M

13.Raja Man 1887 – 1893 M

14.Mangkubumi 1893 – 1911 M

15.Raja Habsyah 1911 – 1917 M

16.Mangku Raja 1917 – 1933 M

17.Raja Sulung 1933 – 1945 M

2.Kerajaan Bendahara

Daerah yg meliputi kekuasaan kerajaan bendahara antara lain: Seruway,Sungai Iyu & Telaga Meku.Raja- raja yg Pernah Memimpin di kerajaan Bendahara adalah :

Panglima Deli 1789 – 1837

Achmad Deli 1837 – 1871

Raja matali deli 1871 – 1901

Raja ibrahin deli 1904 – 1906

Raja achmad basyah 1943 – 1946

Tercatat sejak tahun 1906 Bendahara Hilir utara oleh Pemerintahan Belanda Pernah di gabungkan dgn kerajaan karang,& pada tahun 1943 oleh Pemerintahan Jepang di pisahkan kembali.

3.Kerajaan seruway

Kerajaan Seruway,dahulunya merupakan Bagian dari Kerajaan Bendahara.Pada Tahun 1865 M,Pemerintahan Belanda menjadikannya Kerajaan Kecil,dengan Wilayah Utama Tamiang Hilir Selatan.adapun Raja- raja yg Pernah memerintah di Kerajaan Seruway,antara Lain :

R Sulung Laut 1865 – 1902 M

T Hitam Abdul Majid 1902 – 1917 M

T Kamaruddin 1917 – 1928 M

T Zainal abidin 1928 – 1945 M

4.Kerajaan karang tamiang

Daerah Pemerintahan Kerajaan Karang pada waktu itu meliputi :

Batu Bedulang,Lubuk Tanggal subang,Kampung segerduk,lubuk Pika,Pantai tinjau,Menanggini,Sekumur,Rantau Panjang,Alur Bemban,Perupuk,serba, Air tenang,Adapun Raja-raja yg Pernah Memimpin di Kerajaan karang,adalah :

1. Raja Fromsyah 1558 – 1590 M

2.Raja Pesinah 1590 – 1624 M

3.Tan Muddin 1624 – 1662 M

4.Tan Kuala 1662 – 1699 M

5. Tan Mertju 1699 – 1753 M

6. Tan Pesia 1753 – 1800 M

7. Tan Sua 18 00 – 1845 M

8.Raja Ben Raja 1845 – 1896 M

9. RAJA SILANG 1901 – 1925 M

10. Tengku Muhamad Arifin 1925 - 1945 M

Perlawanan raja silang

( T AChmad syailani )

melawan kolonialisme belanda

16 November 1889 – 27 September 1896

Latar Belakang peperangan

Awal sejarah Belanda Ikut Campur dlm urusan Pemerintahan di Tamiang,di karenakan terjadinya Perpecahan atau Perang Saudara antara T Achmad dgn T Usman di Kerajaan Bendahara,hingga Mengakibatkan tewasnya Raja Usman pd Tahun 1864, Istri & Puteranya T Sulung lari Ke Langkat Meminta Bantuan kepada Tengku Musa ( Pangeran Langkat ).Sejak kejadian tersebut,Belanda mulai berkuasa di Sumatera Timur ( disebabkan mulai terpecahnya kerajaan-kerajaan d Tamiang) & adanya Hubungan T Sulung Laut dgn Langkat,maka Negeri Seruway yg Selama ini menjadi Bagian dari Kerajaan Bendahara & ingin menjadi Bagian dari Kerajaan Langkat.Langkat yang Semula merupakan Bagian dari kerajaan Siak telah Memutuskan diri dari kerajaan tersebut & Belanda Menetapkan Langkat Menjadi Sebuah Kesultanan,maka Langkat di Jadikan Belanda Sebagai Pintu Gerbang agar dapat Masuk & Mencampuri Urusan Pemerintahan di Bumi Tamiang Secara Bertahap.

Peristiwa ini Sungguh Mengecewakan Raja-raja di Tamiang,akan tetapi T Sulung Laut tidak menyadari,sebenarnya dia telah di Jadikan Umpan Oleh Sultan Langkat untuk Kepentingan Ekspansi Kolonial Belanda,Hasil Kesepakatan yg di Lakukan Semua Raja Tamian,Memutuskan Hubungan dengan T Sulung.Raja-raja Tamiang jg Menghubungi Teuku Itam pd Masa itu Menjadi Wakil Sultan Aceh,agar dpt Hadir dlm Pertemuan di Pulau Kampai Guna Membahas Kapal-Kapal Perang Belanda yg dengan Leluasa Melalui Perairan laut Tamiang & Teluk Haru serta menangkap kapal-kapal Tongkang Milik Nelayan Pribumi pada saat itu melakukan Pelayaran perdagangan Ke Malaka & Penang ( Malaysia ).

Tindakan Belanda sudah sangat Melampaui Batas,Melalui T Sulung & sultan Langkat,Belanda & Raja-raja Tamiang mengadakan Pertemuan di atas kapal perang Belanda.Dalam Pertemuan tersebut di Putuskan Bahwa Belanda tidak Mencampuri urusan dalam Negeri Kerajaan –kerajaan yg ada di Tamiang,akan tetapi Belanda Meminta kepada Raja-raja Tamiang untuk untuk menyetujui beberapa kata sepakat antara lain :

1.Mengakui T Sulung Laut Sebagai Raja Seruway & Bergabung dgn Kesultanan Langkat & terpisah dari Kerajaan Bendahara.

2.Kerajaan Bendahara harus Bertanggung Jawab Atas Kematian T Usman.

3.Raja-raja Karang Wajib Membayar Pajak kpd Belanda atas Perdangan Luar Negeri (Ekspor )

Kerjasama yg di tawarkan Belanda kpd Raja- raja Tamiang di Tolak dgn Tegas Oleh Raja-raja Tamiang,maka Pertemuan tersebut tidak mencapai kata sepakat,Raja Bendahara ( T Achmad ) bersama Raja Muda Wakil dari sungai Iyu tetap melakukan Perniagaan dgn Kerajaan tetanga ( Malaysia ) & sering terjadi Bentrokan dgn Tentara Patroli Belanda di Perairan Tamiang.untuk kedua kalinya Pertemuan dgn Raja- raja Tamiang di lakukan,kali ini pertemuan di adakan di Pulau Kampai,Wakil dari Kerajaan Karang Raja Ben Raja,Wakil dari Kejuruan Muda Raja Nyak Cut,hasil kesepakatan dari Pertemuan tersebut adalah :

1.Raja Tamiang Hulu & Raja Karang Mengakui T Sulung Laut Bergelar Sultan Muda Indera Kesuma II sebagai Raja Tamiang Hilir/ Seruway

2.Raja-raja Tamiang Bekerjasama dgn Belanda Hanya dalam Urusan Dagang

Raja Bendahara menolak kata kesepakatan,maka situasi di perairan Tamiang kurang kondusif & Belanda Meningkatkan Patrolinya di perairan tersebut. Dalam rangka Perang Melawan Aceh,Belanda Juga Memutuskan Melakukan penyerangan ke Daerah Karang,Kejuruan Muda & Bendahara,dengan Mengharapkan Bantuan dari Sultan Muda Seruway.Maka pada Tahun 1874,Peperangan di Tamiang Mulai Terjadi.pada Bulan Januari 1874,Pemerintah Belanda memilih Seruway sebagai Controleur yg mewakili Belanda & Menyatakan Seruway Masuk ke Sumatera Timur ( Deli )

Controleur tersebut ialah “NEUMAN” di bawah Asisten Resident Van Deli.Belanda Mulai Membangun Benteng-benteng Pertahanan.Melihat Situasi Seperti ini,Raja Karang & Bendahara mulai Meminta Bantuan dari Lamnga & Peurelauk Jika Belanda Melakukan Penyerangan.pada Bulan Desember 1878 secara Mendadak Laskar Tamiang Melakukan Penyerangan & Menewaskan 14 org serta 5 org luka-luka dari pihak tentara Belanda di Bukit Selamat.dari Peristiwa ini Belanda Memperkuat Pasukannya & aktif melakukan Patroli ,tetapi belanda Belum mampu melewati sungai Tamiang untuk dapat mendarat di bagian Utaranya.

Pada Tanggal 8 Desember 1885 Laskar Tamiang Melakukan penyerangan Ulang di seruway.Penyerangan Kantor Pabean Belanda di Pulau Kampai & Pos Belanda di salah Haji.Belanda segera mengerahkan personilnya sebanyak 42 Opsir,1 pasukan Brigade atas 3 org Personil & 121 Serdadu Bumi Putera.terjadi peperangan yg sangat Dasyat,Laskar Tamiang maju tanpa takut,karena telah mendapat dukungan dari Aceh Yaitu Kedatangan Panglima Nyak Makam dari Lam-Nga.Belanda menambah pasukannya sebanyak 200 Personil serta senjata lengkap.sebuah Stombargs Milik Militer Belanda di Tembaki Oleh Laskar Tamiang di seruway,rumah Penduduk yg selama ini membantu Belanda juga di Bakar Oleh Laskar Tamiang,3 sekoci yang berisi serdadu Belanda yang akan mendarat di seruway dari Kapal H M Sindoro di Rantau Pakam di tenggelamkan & Semua personil tewas tak Luput juga Rumah Kapten Cina Seruway ( Lie Sen Se ) di Bakar Laskar Tamiang.

Melihat Situasi Belanda Telah memperkuat Pasukannya di Seruway & Kuala Tamiang,pada Tanggal 16 November 1889 Raja Silang Memutuskan Perdagangan & Menyatakan Angkat Senjata Melawan Belanda.Raja Umar adik dari Raja silang yang beribu Orang Gayo meminta bantuan Pasukan dari Gayo ( Pinding & Lokop ) bersama dengan Raja Silang Melawan Belanda.pada tanggal 13 Febuari 1893 puluhan koci Belanda Mendarat di seruway beserta Team Kesehatan dan Senjata Lengkap.

2.Serangan frontal belanda

Belanda Melakukan Penyerangan Secara Besar-besaran dan Frontal dengan senjata lengkap seperti Senapan dan Meriam di tanjung Mulia ( Pangkal timbang ) letaknya tidak jauh dari seruway ( 16 Feb 1893).tentara Belanda terus Berdatangan menuju Bendahara,penyerangan di lakukan mulai subuh,dari Penyerangan ini Belanda Berhasil Menaklukan Benteng Rakyat yg di Pimpin Oleh DT Tanjung,tempat kediaman Raja Bendahara di taklukan Oleh Belanda,secara umum Belanda telah menaklukan Bendahara.setelah menguburkan tentara Belanda di Perkuburan Arun Gajah ( Seruway )atas agresi yg mereka lakukan di Bendahara,mereka Kembali ke labuhan Via Salah Haji.rakyat Memasang Ranjau di Seluruh alur sungai untuk mengantisipasi Penyerangan Belanda.tanggal 29 Maret 1893 Belanda Mengirimkan Tentaranya dari Medan menuju Seruway yg terdiri dari 8 Opsir serta 200 Serdadu- 2 unit Meriam Gunung Puluhan serdadu Angkatan Laut Berbangsa Belanda & Satu divisi Pendaratan terdiri atas 120 Org Serdadu, Ekspedisi ini di Pimpin Oleh Kolonel A.H.V.D. Pol.Dalam Perang Kolonial di Tamiang,Perang Lubuk Batil dan Tumpuk tengah ini,menjadi sebuah catatan sejarah sebagai salah satu Perang terdasyat, karena memakan korban Jiwa di kedua Belah Pihak,di Pihak tentara Belanda yg Gugur antara lain :Pos Komando seruway Let V/d Schroef,Pasukan AL Let Mensert,Let Zelman & Let Engelen.128 serdadu & Para Offisieren.untuk Mengenang Peperangan ini Belanda Mendirikan Tugu Perlawanan tepat di depan Stasion Kereta Api di Medan ( Jantung Kota Medan),di Pihak Raja Tamiang Panglima Perang & sebanyak 60 orang Laskar Gugur ( Panglima Perang Raja Banta Achmad Tewas dalam Peperangan ( Syahid) beliau di makamkan ditanah tinggi di kampong hilir sungai Iyu).Setelah Melihat kekuatan dari Pihak Belanda.pada Tahun 1893,Perlawanan Bendahara & Kejuruan Muda melemah,maka Raja Maan dari Kejuruan Muda menemui Controleur Sieberg di Seruway melalui T Sulung Laut Sultan Muda Indera Kesuma.